Gaya Hidup

Balinale Umumkan Pemenang Penghargaan Edisi ke-17

Bali, Trendsetter.id – Festival Film Internasional Bali (Balinale) mengumumkan pemenang edisi ke -17 yang menampilkan 60 film mewakili 25 negara dari lebih dari 600 kiriman. Festival tahunan ini digelar pada 1-7 Juni di Festival Screening Partner Cinepolis, Plaza Renon, Denpasar, Bali.

Balinale 2024 diluncurkan pada tanggal 1 Juni dengan pemutaran Fly Me to the Moon (2023) oleh sutradara debut Sasha Chuk. Sutradara terkenal Stanley Kwan, yang menekankan kepada pers pentingnya membina bakat baru sebagai produser Fly Me to the Moon, juga mempersembahkan potongan sutradara 4K yang baru direstorasi dari mahakarya tahun 1991, Center Stage.

Perayaan malam pembukaan diselenggarakan bersama oleh Asian Film Awards Academy dan menampilkan perpaduan pertunjukan musik oleh Putu Septa pada gamelan Bali dan Won Pin Chu dengan Grammy Yeung pada instrumen tradisional Tiongkok yang menyenangkan para penonton. -penonton film dan masyarakat budaya Bali.

Berikut daftar pemenang terpilih dari 24 film yang berkompetisi:

Best Feature Documentary: No More History Without Us, Priscilla Regis Brasil (Brazil)

Best Short Documentary: Nusa Ina, Anne Jan Sijbrandij (Netherlands)

Best Short Narrative: The Masterpiece, Alex Lora (Spain)

Best Feature Narrative: The Gospel of the Beast, Sheron Dayoc (Philippines)

Special Jury Award: Dhvani- The Sound Around (Short Documentary) Anurag Dwivedi (India)

Special Jury Award: Porcelain War (Feature Documentary) Brendan Bellomo, Slava Leontyev (United States)

Gary L Hayes Award for Emerging Indonesian Filmmaker: HUMA (Short Narrative) Kezia Alexandra (Indonesia)

Committee Choice: Feature Narrative — Asog, Seán Devlin (Canada)

Committee Choice: Feature Documentary — Point of Change, Rebecca Coley (United Kingdom)

Sustainable Film Award: Kewang – Nature’s Ancient Guardians, Indah Rufiati (Indonesia)

Aicef Cross-cultural Award: Sculpting the Giant, Banu Wirandoko, Rheza Arden Wiguna

Selain sebagai ajang penghargaan, Balinale juga mengadakan forum diskusi. Bali Film Forum menghadirkan kaukus multinasional yang terdiri dari para pelaku industri yang membahas Industri Film & Televisi dan Dampaknya terhadap Perekonomian Nasional, Perfilman Asia Saat Ini, serta Akuisisi & Distribusi Konten Asli.

Acara ini mempertemukan lebih dari 70 peserta dari Australia, Selandia Baru, Hong Kong, Malaysia, Amerika Serikat, Inggris, India, dan Indonesia untuk mendengarkan beragam kelompok panelis. Dialog yang penuh semangat ini berfokus pada produksi film regional dan dengan suara bulat menyetujui bahwa memperluas pasar industri film dan mengembangkan bakat adalah hal yang penting untuk memaksimalkan nilai film tersebut dan berdampak pada sentimen yang dianut oleh para penonton, seperti pembuat film terkemuka Indonesia Yosep Anggi Noen dan Putrama Tuta.

“Balinale menyadari tren global dan potensi film dalam pertukaran budaya dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Festival ini bertujuan untuk memanfaatkan keunggulannya untuk menarik film-film kelas dunia dan memposisikannya sebagai pusat kreatif di Asia,” kata Pendiri Festival Deborah Gabinetti.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *