5 Cara Self-Healing Praktis Anti Kantong Kempis
Jakarta, Trendsetter.id – Akhir-akhir ini istilah self healing sedang menjadi trend di sebagian masyarakat. Self healing sendiri bisa diartikan menyembuhkan diri sendiri dari luka, tapi bukan dari luka fisik. Cara mengobatinya pun tidak dengan obat.
Dalam kesehatan mental, self healing merupakan penyembuhan dari luka batin ataupun emosi. Jika sudah pada tahap kondisi berat, bisa mempengaruhi kondisi pikiran dan fisik seseorang.
Menurut sebuah riset Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), ada lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional. Ini membuat proses pemulihan kesehatan emosional yang memburuk atau self-healing sangat dianjurkan.
Kepala Divisi Komunikasi Tokopedia (E-commerce GoTo), Antonia Adega mengungkapkan, dalam menyambut Hari Kesehatan Mental Sedunia yang jatuh pada 10 Oktober, setiap tahun Tokopedia bersama pakar membagikan rekomendasi cara self-healing agar bisa mencapai keseimbangan emosional sekaligus memperbarui energi dari kepenatan aktivitas sehari-hari,
1. Staycation sejenak untuk tenangkan benak
Menurut Psikolog, Indah Sundari, M.Psi, ada beberapa tanda peringatan awal yang menunjukkan seseorang harus mulai memperhatikan kondisi kesehatan mental. Misalnya, kualitas tidur dan nafsu makan terganggu, produktivitas menurun karena tidak fokus dan lain-lain.
“Artinya kita perlu sediakan waktu untuk ‘istirahat’ dari rutinitas, termasuk bekerja, untuk melakukan kegiatan menyenangkan sehingga pikiran kita bisa recharged kembali.” Jelasnya.
Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan saat istirahat dari rutinitas adalah liburan. Hal yang penting diperhatikan saat staycation adalah tidur yang cukup.
Menurut pakar kesehatan tidur, dr. Andreas Prasadja, RPSGT, durasi tidur yang ideal adalah 7-9 jam sehari. Jika durasi ini terpenuhi, maka kebutuhan tidur pun tercukupi sehingga kinerja tubuh lebih optimal.
“Jam tidur yang tidak teratur mempengaruhi sistem kekebalan tubuh seseorang, sehingga akan lebih mudah terkena penyakit. Selain itu, sering tidur larut malam juga dapat menimbulkan obesitas yang bisa memicu komplikasi penyakit lainnya,” tambah dr. Andreas.
2. Picu hormon bahagia endorfin dengan olahraga rutin
Saat berolahraga, tubuh akan mengeluarkan hormon endorfin yang memberikan energi positif dan memperbaiki mood. World Health Organization (WHO) menganjurkan orang berusia 18-64 tahun berolahraga dengan intensitas sedang; 150-300 menit per minggu/sekitar 30 menit-1 jam per hari.
Salah satu olahraga yang dapat dilakukan untuk self-healing adalah Yoga. Instruktur Yoga, Alyssa Chairiena mengatakan bahwa olahraga bermanfaat untuk kesehatan mental karena bisa membuat pikiran lebih tenang dan membantu mengurangi stres.
“Yoga memiliki banyak manfaat bagi tubuh kita, antara lain meningkatkan kualitas pernapasan, mendorong ketahanan tubuh, membantu fleksibilitas tubuh, melatih otot dan membuat tubuh menjadi lebih seimbang,” jelas Alyssa.
3. Mendekor rumah sambil membuat pikiran lebih terarah
Menurut Kania Bunga Wirasati, Interior Communication Manager Dekoruma, bagi sebagian orang mendekorasi rumah bisa menjadi kegiatan self-healing. Menata ulang letak perabotan bisa memberikan suasana baru di rumah.
“Agar rumah terlihat lebih rapi sebaiknya singkirkan atau rapikan barang yang sudah tidak dipakai. Mulailah decluttering dari kamar tidur, lemari pakaian dan selanjutnya ke area kamar mandi, dapur dan ruang tamu,” jelasnya
4. Sempatkan ‘me time’ seru dengan hobi baru
Antonia Artega mengatakan, banyak pilihan hobi yang dapat dilakukan saat ‘me-time’, contohnya art and craft. Tokopedia, melihat penjualan produk art and craft–yang bisa dimanfaatkan untuk me time–terus mengalami peningkatan.
“Crochet kit, diamond painting dan paint by numbers menjadi yang paling banyak dibeli, dengan rata-rata peningkatan penjualan hampir 1,5 kali lipat.” terang Antonia.
Indah menambahkan, melakukan paint by numbers atau membuat kerajinan tangan dapat membantu mengembalikan energi positif sehingga produktivitas bisa ikut meningkat. Di sisi lain, menulis jurnal harian dapat membantu seseorang untuk mengurai emosi-emosi negatif agar lebih mudah dipahami. Selain menulis, perbanyak juga kegiatan membaca buku pengembangan diri.
5. Makanan penuh serat bikin mental jadi sehat
Melansir situs Kemenkes RI, kebutuhan akan buah dan sayur sebagai sumber serat alami dapat membantu meredakan kecemasan. Sebagian vitamin dan mineral yang terdapat dalam buah dan sayur mempunyai fungsi antioksidan yang dapat membuat perasaan lebih bahagia.
Ahli Gizi, Mochammad Rizal mengungkapkan, stres bisa menghasilkan hormon kortisol yang memicu penumpukan lemak dan keinginan makan berlebihan. Untuk mengatasi stres, masyarakat cenderung mengonsumsi gula secara berlebih guna meningkatkan hormon dopamin, namun hal tersebut justru meningkatkan risiko obesitas. Diperlukan pembagian porsi makanan secara tepat,
“Masyarakat bisa mengikuti anjuran Kemenkes RI dengan membagi piring menjadi tiga, yaitu 1/2 piring diisi sayur dan buah, 1/4 piring diisi protein, seperti daging, telur atau ikan, dan 1/4 lainnya diisi sumber karbohidrat, seperti nasi, mie atau roti.” tambah Mochamad.