Pasar Wisata Global Bergerak Dinamis, Indonesia Jadi Magnet Baru Bagi Eropa
Jakarta, Trendsetter.id — Gelaran TTC Travel Mart International ke-42 kembali jadi titik temu penting antara pelaku wisata dunia dan agen perjalanan Indonesia. Tahun ini, dua kekuatan besar tampil mencolok, China yang kian agresif, dan Belanda yang tampil elegan sebagai pendatang baru penuh strategi.
Digelar oleh TTC Indonesia, acara yang berlangsung pada Senin (6/10) ini menghadirkan 118 sellers dari dalam dan luar negeri, dengan 107 meja transaksi dan lebih dari 800 buyers yang menjalin kerja sama. Meski jumlah peserta sedikit turun dari tahun lalu, gaungnya tetap besar.
“Secara jumlah memang sedikit menurun, tapi kualitas dan keberagaman peserta justru meningkat. Tahun ini China mendominasi, bahkan beberapa provinsi datang langsung untuk menjajaki pasar Indonesia,” jelas Kidung Pascalis, Project Manager TTC Travel Mart International.
Kidung menyebut, peta pelaku wisata Asia mulai bergeser. Biro perjalanan China kini menjadi pemain paling agresif, disusul Vietnam, Jepang, dan Korea. Tren ini menandakan meningkatnya minat destinasi dan kerja sama dua arah antara Tiongkok dan Indonesia dalam industri pariwisata.
Namun sorotan menarik justru datang dari Eropa. Tahun ini, makin banyak agen perjalanan dari Belanda dan Eropa Barat yang ikut serta, dari skala besar hingga menengah. Jika pada Februari lalu hanya empat pendatang baru, kali ini jumlahnya melonjak dua kali lipat menjadi delapan sellers baru.
Perubahan waktu penyelenggaraan juga ikut berpengaruh. Biasanya digelar September, tahun ini TTC Travel Mart bergeser ke Oktober agar berdekatan dengan kalender ITB Asia di Singapura.
“Strategi ini terbukti berhasil. Banyak peserta ITB Asia yang terlebih dahulu singgah di Jakarta untuk mengikuti TTC Travel Mart sebelum melanjutkan pameran ke Singapura,” tambah Kidung.
Salah satu peserta yang mencuri perhatian adalah Wens Europe, perusahaan Destination Management Company (DMC) asal Belanda. Menurut Iwan Kips, General Manager Wens Europe, keikutsertaan mereka di TTC Travel Mart adalah langkah strategis untuk memperluas pasar Asia Tenggara, khususnya Indonesia.
“Indonesia adalah pasar yang besar dan potensial. Sejak pagi kami sudah bertemu lebih dari 100 agen perjalanan yang tertarik bekerja sama,” kata Iwan.
“Kami juga punya kedekatan budaya dan sejarah dengan Indonesia, dan itu jadi modal kepercayaan. Kami bahkan sudah menyiapkan makanan halal dan menu Indonesia di Eropa,” lanjutnya dengan senyum diplomatis.
Meski sempat ada penurunan sekitar 50 persen akibat efisiensi anggaran dan melemahnya daya beli, tren wisata Eropa tetap positif.
Usai Jakarta, perjalanan TTC Travel Mart International 2025 akan berlanjut ke Aryaduta Hotel Medan pada 8 Oktober 2025. Gelaran kedua ini akan diikuti oleh 71 sellers dan 150 buyers.
Medan dipilih bukan tanpa alas an, kota ini tumbuh cepat sebagai hub pariwisata dan bisnis di kawasan barat Indonesia. Kidung optimistis, format dua kota tiap tahun akan terus memperkuat posisi TTC sebagai jembatan strategis antara pelaku pariwisata global dan pasar Indonesia.